Kerajaan Islam pertama kali di Indonesia dikenal dengan Kerajaan Samudera Pasai, yang didirikan di Pantai Utara Aceh yang didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M, dan runtuh pada abad ke-16 setelah beberapa abad berkuasa.
Terdapat beberapa peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang berhasil ditemukan. Peninggalan-peninggalan tersebut kemudian digunakan sebagai rujukan para ahli sebagai sumber sejarah.
Sebelum mengetahui apa saja peninggalannya, simak sejarah singkatnya terlebih dahulu, Indikator menghimpunnya dari berbagai sumber.
Sejarah Kerajaan Samudra Pasai berawal dari ditemukannya tiga batu nisan bersurat, dua di Leubok Tuwe, Meurah Mulia dan satu di Matang Ulim, seperti dikutip dari buku Tinggalan Sejarah Samudera Pasai oleh CISAH (2014).
Dalam batu nisan tersebut menggambarkan adanya pemerintahan Islam yang terjadi pada pertengahan abad ke-7 Hijriah atau 13 Masehi.
Pada masa kejayaanya, Kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat perniagaan penting yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia.
Dengan komoditas utama adalah lada, Samudra Pasai menjadi bandar perdagangan yang besar dan mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham.
Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Seiring perkembangan zaman, Samudra Pasai mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.
Daftar Pemimpin Kerajaan Samudra Pasai
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Berikut sejumlah peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai.
- Artefak dan prasasti
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang pertama adalah artefak dan prasasti yang ditemukan di sekitar wilayah Aceh.
Artefak dan prasasti tersebut memberikan wawasan tentang kehidupan sosial, politik, dan agama Islam pada masa itu.
- Makam Raja-Raja
Makam Sultan MalikussalehSejarah dan peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, salah satunya makam raja (Iqbalhafidh via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0)
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai berikutnya adalah ditemukannya beberapa makam raja-raja yang pernah memimpin kerajaan tersebut.
Ada makam Sultanah Nahrasiyah yang terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.
Makam ini memiliki nisan yang bentuknya sangat indah. Pada batu nisannya terdapat kaligrafi yang berisi kutipan Ayat Kursi dan Surat Yasin.
Selain itu ada juga makam pendiri Kerajaan Samudra Pasai yakni Marah Silu. Makamnya memiliki angka 1297 M yang diklaim sebagai batu nisa tertua yang pernah ditemukan.
Ditemukan juga beberapa makan lainnya seperti makam Sultan Muhammad Malik Al Zahir dan makam putranya yang bernama Sultan Mahmud Malik Az Zahir.
- Lonceng Cakra Donya
Lonceng Cakra Donya merupakan peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang diperkirakan dibuat pada 1409 M.
Diduga, lonceng ini merupakan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudra Pasai.
Lonceng Cakra Donya dengan memiliki tinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi berbentuk stupa.
- Dirham
Dirham Peninggalan Kerajaan Samudra PasaiSejarah dan peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, salah satunya dirham (Rachmat04 via Wikimedia Commons CC-BY-SA-4.0)
Dirham merupakan alat pembayaran pada masa Kerajaan Samudra Pasai yang terbuat dari emas. Dirham pertama kali dikeluarkan pada masa pemerintahan raja kedua, yakni Sultan malik Al Zahir.
Dari mata uang emas yang ditemukan, diketahui beberapa nama raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudra Pasai.
- Relief
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai berikutnya adalah relief berupa lampu yang berisikan kalimat tauhid dalam batu nisan.
Peninggalan ini sekaligus menandakan bahwa ajaran tauhid menjadi tugas utama pada penguasa di lebih dari 3 abad Kerajaan Samudra Pasai.
Itulah sejumlah peninggalan Kerajaan Samudra Pasai. (*)