Tahukah Anda, Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan beragam, termasuk dalam hal kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berdiri di wilayah ini.

Setiap kerajaan memiliki sejarah yang unik, raja-raja yang berpengaruh, dan peninggalan bersejarah yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini.

Berikut adalah 5 Kerajaan Islam Pertama Di Indonesia

Kerajaan Perlak (840 M – 1292 M)

Kerajaan Perlak adalah salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 840 M dan berakhir pada tahun 1292 M. Kerajaan ini terletak di wilayah Aceh, Sumatera Utara. Raja pertama dari Kerajaan Perlak adalah Raja Perlak I, yang memerintah selama beberapa dekade.

Kerajaan Perlak dikenal sebagai pusat perdagangan yang makmur pada masanya. Mereka memiliki hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, serta dengan kerajaan-kerajaan di India dan Timur Tengah.

Peninggalan penting dari Kerajaan Perlak adalah Masjid Perlak, yang hingga saat ini masih berdiri kokoh sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia.

Kerajaan Ternate (1257 M)

Kerajaan Ternate didirikan pada tahun 1257 M dan terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia Timur. Raja pertama dari Kerajaan Ternate adalah Raja Baab Mashur Malamo, yang memerintah dengan bijaksana selama beberapa dekade.

Kerajaan Ternate dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat penting pada masa itu. Mereka menguasai produksi dan perdagangan cengkih, pala, dan rempah-rempah lainnya. Raja-raja Ternate juga terkenal karena hubungan mereka dengan bangsa Eropa, terutama Portugis dan Spanyol.
Peninggalan bersejarah dari Kerajaan Ternate meliputi Benteng Kastela, sebuah benteng yang dibangun untuk melindungi pulau dari serangan musuh.

Kerajaan Samudera Pasai (1267 M – 1521 M)

Kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 M dan berakhir pada tahun 1521 M. Kerajaan ini terletak di Aceh, Sumatera Utara. Raja pertama dari Kerajaan Samudera Pasai adalah Raja Merah Silu, yang memerintah dengan kebijaksanaan dan keadilan.

Kerajaan Samudera Pasai terkenal sebagai pusat Islam yang penting di Asia Tenggara. Mereka memiliki hubungan dagang dengan negara-negara Arab, India, Cina, dan Persia. Kerajaan ini juga menjadi pusat pembelajaran Islam, dengan banyak sarjana dan ulama terkemuka berasal dari sini.

Peninggalan bersejarah dari Kerajaan Samudera Pasai meliputi Masjid Agung Samudera Pasai, yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.

Kesultanan Gowa (1300 M – 1945 M)

Kesultanan Gowa berdiri pada tahun 1300 M dan berakhir pada tahun 1945 M. Kesultanan ini terletak di Sulawesi Selatan. Raja pertama dari Kesultanan Gowa adalah Raja Tumenanga Ri Gau, yang memerintah dengan keberanian dan kebijaksanaan.

Kesultanan Gowa dikenal sebagai pusat perdagangan dan kekuatan militer di wilayah Sulawesi Selatan. Mereka memiliki hubungan dagang yang luas dengan negara-negara tetangga dan bangsa Eropa.

Kesultanan Gowa juga terkenal dengan seni dan budaya mereka, termasuk seni ukir kayu dan seni pahat batu. Peninggalan bersejarah dari Kesultanan Gowa meliputi Benteng Somba Opu, sebuah benteng yang dibangun untuk melindungi ibu kota kesultanan.

Kesultanan Malaka (1405 M – 1511 M)

Kesultanan Malaka didirikan pada tahun 1405 M dan berakhir pada tahun 1511 M. Kesultanan ini terletak di Malaka, Malaysia, tetapi memiliki pengaruh yang kuat di wilayah Indonesia, khususnya di Sumatera dan Jawa. Raja pertama dari Kesultanan Malaka adalah Raja Parameswara, yang memerintah dengan kebijaksanaan dan keadilan.

Kesultanan Malaka dikenal sebagai pusat perdagangan yang penting di Selat Malaka. Mereka mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah antara Asia Timur dan Eropa.

Kesultanan Malaka juga menjadi pusat pembelajaran Islam yang penting, dengan banyak sarjana dan ulama terkenal berasal dari sini. Peninggalan bersejarah dari Kesultanan Malaka meliputi A Famosa, sebuah benteng yang menjadi simbol penting dari kekuasaan Kesultanan Malaka.

Demikianlah sejarah singkat dari 5 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia, termasuk raja-raja dan peninggalan bersejarah mereka. Meskipun mereka telah berakhir, warisan mereka tetap hidup dalam kebudayaan dan sejarah Indonesia, menjadi saksi bisu dari masa lalu yang kaya dan beragam. (*)

Sumber data: umsu.ac.id