Skip to content
Indikator.id
  • Ekonomi Indonesia
  • Politik Pemerintahan
  • Brand
  • Pendidikan
  • Sosial Budaya

Most Viewed This Week

18/04/202218/04/2022

Project NFT Asal Indonesia Haruka Ronin Laris Terjual di Bawah 5 Menit

1
01/04/202204/04/2022

Penentuan Awal Ramadan, Mengapa Bisa Berbeda?

2
23/03/202223/03/2022

Survei: 85 Persen Pemasok Optimis Soal Masa Depan Industri Otomotif

3
21/03/202221/03/2022

Pengamat Sambut Baik GMFI Masuk Industri Pertahanan

4
04/02/202206/02/2022

Olimpiade Beijing 2022, antara Ambisi dan Gengsi

5
06/01/202206/01/2022

Anggota DPR RI Bambang DH Bagikan 2000 Paket Beras “Puan Maharani” untuk Warga Kurang Mampu di Surabaya -Sidoarjo

6

Search Field

Idulfitri
  • Home
  • 2021
  • December
  • 30
  • Tahun Baru Bisa Picu Depresi dan Kecemasan, Apa Sebabnya?

Survei Capres 2024: PRC dan PPI Unggulkan Ganjar Pranowo

Anggota DPR RI Bambang DH Bagikan 2000 Paket Beras "Puan Maharani" untuk Warga Kurang Mampu di Surabaya -Sidoarjo

  • Sosial Budaya

Tahun Baru Bisa Picu Depresi dan Kecemasan, Apa Sebabnya?

admin.indikator 30/12/202130/12/2021

JAKARTA (Indikator) -Menyambut tahun baru mungkin bagi banyak orang merupakan hal yang menyenangkan. Namun, ternyata pergantian tahun juga dapat memicu stres yang memuncak bagi orang lain, dan berpengaruh ke kesehatan mental mereka seperti kecemasan dan depresi.

Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (30/12/2021), sekitar 280 juta orang di dunia mengalami depresi. Depresi berbeda dari fluktuasi suasana hati yang biasa dan respons emosional yang berumur pendek terhadap tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama ketika berulang dan dengan intensitas sedang atau berat, depresi dapat menjadi kondisi kesehatan yang serius.

Sementara, Bridges to Recovery Beverly Hills mengatakan bahwa “depresi tahun baru” adalah fenomena nyata.

“Ini adalah fakta yang diketahui dan diteliti bahwa musim liburan memperburuk atau memicu gejala kesehatan mental pada banyak orang. Jika Anda sudah mengalami depresi, sepanjang tahun ini dapat memperburuknya, tetapi bahkan orang yang tidak terdiagnosis penyakit mental pun rentan,” kata organisasi tersebut.

“Seluruh musim liburan, dari Thanksgiving hingga Malam Tahun Baru, menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi karena berbagai alasan,” imbuhnya.

Stres adalah komponen utama dari fenomena ini. Stres yang terkait dengan membeli hadiah, membuat makan malam besar, dan menghadiri pesta bisa menjadi luar biasa bagi beberapa orang.

Lebih lanjut, harapan dan ekspektasi yang tinggi juga memicu perasaan buruk, terutama jika Anda tidak dapat memenuhinya.

Alasan selanjutnya adalah keuangan, yang menyebabkan banyak kecemasan sepanjang tahun ini, terutama bila ditambah dengan harapan membeli hadiah.

Di masa pandemi Covid-19, beberapa orang akhirnya terisolasi selama liburan, yang dapat memicu kesendirian, kecemasan dan depresi. Kesedihan sering bertambah pada hari libur, terutama jika Anda kehilangan orang yang Anda cintai.

“Kesepian dan isolasi adalah faktor utama. Malam Tahun Baru adalah saat di mana orang diharapkan berada di sekitar teman, berpesta dan mencium seseorang di tengah malam. Jika Anda tidak memiliki hal-hal ini, rasanya seperti gagal,” kata organisasi itu.

Isu lain yang berbeda dari sisa musim liburan adalah orang biasanya akan fokus pada refleksi diri. Banyak orang melihat tahun lalu dan melihat banyak kekecewaan. Ini terutama menjadi masalah jika Anda cenderung membandingkan pencapaian Anda sendiri dengan orang lain.

Harapan Malam Tahun Baru sangat besar, tetapi masalah lain adalah harapan untuk awal yang baru.

“Banyak orang merasa seolah-olah liburan yang satu ini harus menentukan nada untuk sisa tahun ini, yang tidak masuk akal. Jika malam tidak berjalan dengan baik, bukan berarti 365 hari ke depan juga akan mengecewakan, tetapi inilah yang dirasakan banyak orang,” ujarnya.

Bridges to Recovery memberikan sejumlah langkah kecil yang dapat dimulai untuk menyambut tahun baru bagi mereka yang tengah berjuang dengan kesehatan mentalnya.

Pertama, rangkul tahun baru dengan resolusi kesehatan mental. Hal ini bisa dimulai dari berkumpul dengan orang-orang yang membuat Anda bahagia, fokus terhadap hal-hal yang bisa dikontrol, dan tidak takut untuk meminta bantuan baik dari orang terdekat maupun profesional.

Tentu tidak ada yang salah dari refleksi diri. Namun, Bridges to Recovery menilai berkaca pada pencapaian diri tidak perlu dibandingkan dengan pencapaian orang lain. Hidup bukanlah sebuah kompetisi. Fokuslah untuk perkembangan diri Anda.

Lebih lanjut, memulai rutinitas atau tradisi baru, serta tidak ragu untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Isolasi sosial akan membuat depresi semakin parah. Dukungan kuat dari jejaring Anda bisa membantu Anda (*)

Sumber: Antara

Editor: Arifin BH

Kurs Dollar

Harga Emas

Google Trends

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post
  • Politik Pemerintahan

Anggota DPR RI Bambang DH Bagikan 2000 Paket Beras "Puan Maharani" untuk Warga Kurang Mampu di Surabaya -Sidoarjo

admin.indikator 06/01/2022

SURABAYA (Indikator) – PDI Perjuangan membagikan 2000 paket sembako berisi beras premium 5 kg bergambar wajah Puan Maharani untuk warga kurang mampu di 31 titik di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Paket tersebut dikirim oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Bambang DH, ke DPC Sidoarjo untuk langsung disalurkan ke warga yang membutuhkan. Di Kota Surabaya, […]

Related Post

  • Sosial Budaya

Angka Vonis Mati di Indonesia Melonjak 46 Persen, Saat Tren Vonis Mati di Dunia Menurun

admin.indikator 23/04/202126/04/2021

JAKARTA (Indikator) – Angka vonis hukuman mati di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tajam dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 46 persen. Dalam data Amnesty International Indonesia, tahun 2019 jumlah vonis hukuman mati di Indonesia sebanyak 80 vonis dan setahun berikutnya bertambah menjadi 117 vonis. Menurut Peneliti Amnesty International Indonesia, Ari Pramuditya, peningkatan 46 persen diakibatkan […]

  • Sosial Budaya

Setahun 2,5 Miliar Ton Limbah Makanan, Dua Kali Lipat Perkiraan Sebelumnya

admin.indikator 21/07/202121/07/2021

JAKARTA (Indikator) – Lebih dari 2 miliar ton makanan terbuang di seluruh dunia dalam satu tahun, hampir dua kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya. Laporan World Wildlife Fund dan Tesco Plc. memperkirakan 2,5 miliar ton makanan hilang di pertanian atau terbuang dari peritel dan konsumen secara global, terhitung sekitar 40 persen dari produksi. Angka tersebut melampaui […]

  • Sosial Budaya

Aneka Manfaat Teh Herbal, Mengandung Antioksidan dan Mengatasi Stress

admin.indikator 05/08/202105/08/2021

SURABAYA (Indikator) – Selama ribuan tahun, orang telah menggunakan teh herbal untuk meningkatkan kesehatan atau sekadar menikmatinya. Teh herbal juga dikenal dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan bahkan membantu tidur lebih nyenyak. Mereka juga mempengaruhi setiap orang secara berbeda karena berbagai tingkat stres dan selera. Menemukan teh yang tepat untuk Anda mungkin memerlukan beberapa percobaan, […]

Breaking News

Project NFT Asal Indonesia Haruka Ronin Laris Terjual di Bawah 5 Menit

Penentuan Awal Ramadan, Mengapa Bisa Berbeda?

Survei: 85 Persen Pemasok Optimis Soal Masa Depan Industri Otomotif

Pengamat Sambut Baik GMFI Masuk Industri Pertahanan

Olimpiade Beijing 2022, antara Ambisi dan Gengsi

Anggota DPR RI Bambang DH Bagikan 2000 Paket Beras “Puan Maharani” untuk Warga Kurang Mampu di Surabaya -Sidoarjo

Tahun Baru Bisa Picu Depresi dan Kecemasan, Apa Sebabnya?

Copyright © 2023 Indikator.id. All rights reserved.